Selasa, 02 Februari 2010

Rabu, 13 Januari 2010

Visi Misi Dan Strategi Pembangunan Nasional

Visi

Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara yang aman, bersatu, rukun dan damai;
Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan hak azasi manusia; serta
Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan kehidupan yang layak serta memberikan fondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan.

Misi

Mewujudkan Indonesia yang aman dan damai;
Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis; serta
Mewujudkan Indonesia yang sejahtera.

Strategi pokok yang ditempuh.

Strategi Penataan Kembali Indonesia yang diarahkan untuk menyelamatkan system ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan semangat, jiwa, nilai, dan consensus dasar yang melandasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Pancasila; Undang-Undang Dasar 1945 (terutama Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945); tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan tetap berkembangnya pluralisme dan keberagaman dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika;

Strategi Pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia disegala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terutama dalam pemenuhan hak dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh.

Selasa, 12 Januari 2010

TAREKAT-TAREKAT SUFI


Oleh

Al-Lajnah Ad-Da'imah Lil Bufiuts Al-'Ilmiyah Wal lfta’

Pertanyaan:

Al-Lajnah Ad-Da'imah Lil Bufiuts Al-'Ilmiyah Wal lfta’ ditanya : Apa yang dimaksud dengan problematika

tasawuf dan apa kedudukannya dalam Islam, yakni; Tarekat Tijaniyah, Qadariyah dan Syi'ah, tarekat-tarekat

itu berpusat di Nigeria. Misalnya, Tarekat Tijaniyah, dalam ajarannya ada yang disebut shalawat ba-kariyah,

yaitu ucapan; (Ya Allah limpahkanlah shalawat kepada pemimpin kami Muhammad sang pembuka segala

yang tertutup.. dst hingga.. dengan sebenar-benarnya kedudukan dan kedudukannya adalah agung). Shalawat

ini dianggap lebih besar dan lebih utama daripada shalawat Ibrahimiyah. Ini saya temukan dalam kitab mereka

"Jawahirul Ma'ani" juz I halaman 136. Apakah ini benar?

Jawaban:

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah semata. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada RasulNya,

keluarganya dan para sahabatnya. Amma ba 'du,

Ada yang mengatakan bahwa kata as-sufiyah dinisbatkan kepada as-suffah karena keserupaan mereka dengan

sekelompok sahabat yang fakir dan menempati suffah (beranda) masjid Nabawi. Tapi pengertian ini tidak

benar, karena penisbatan kepada kata as-suffah menjadi suffiyyun dengan mentasydidkan huruf fa' tanpa

huruf wawu.

Ada juga yang mengatakan bahwa itu dinisbatkan kepada kata shafiwah (suci) karena kesucian hati dan

perbuatan mereka. Ini juga salah, karena penisbatan kepada kata shafwah menjadi shafwiyyun. Lain dari itu,

kaum sufi lebih banyak diliputi oleh bid'ah dan kerusakan aqidah. Ada juga yang mengatakan, bahwa itu

dinisbatkan kepada kata ash-shauf [kain wool], karena merupakan lambang pakaian mereka. Pengertian ini

lebih mendekati secara bahasa dan realita mereka. [1]

Hanya Allah lah yang kuasa member! petunjuk. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi kita

Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.

[Fatawa Al-Lajnah Ad-Da'imah lil Bufiuts Al-'Ilmiyah wal lfta’, 2/182]

TAREKAT-TAREKAT SUFI DAN WIRID-WIRIDNYA

Halaman 1/2

Tarekat-Tarekat Sufi Dan Wirid-Wiridnya

http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1437&bagian=0

Pertanyaan:

Al-Lajnah Ad-Da'imah Lil Bufiuts Al-'Ilmiyah Wal lfta’ ditanya : Bagaimana hukum tarekat-tarekat sufi dan

wirid-wirid yang mereka susun dan mereka dengungkan sebelum shalat Shubuh dan setelah shalat Maghrib.

Apa pula hukum orang yang mengaku bahwa ia melihat Nabi Saw dalam keadaan terjaga dengan

mengu-capkan, 'semoga kesejahteraan diliimpahkan atasmu wahai matanya semua mata dan ruhnya semua

ruh.'?

Jawaban:

Segala puji bagi Allah semata. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada RasulNya,

keluarganya dan para sahabatnya. Amma ba 'du,

Tarekat-tarekat dan wirid-wirid yang anda sebutkan itu adalah bid'ah, di antaranya adalah Tarekat Tijaniyah

dan Kitaniyah. Dari wirid-wirid mereka itu tidak ada yang disyari'atkan kecuali yang sesuai dengan Al-Kitab

dan As-Sunnah yang shahih.

Adapun yang disebutkan dalam pertanyaan ini, bahwa ada seseorang yang menganut faham Kitani lalu ia

melihat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan inderanya dalam keadaan jaga dan mengatakan, 'semoga

kesejahteraan dilimpahkan atasmu wahai matanya semua mata .. dst.' adalah suatu kebatilan yang tidak ada

asalnya. Karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak akan pernah terlihat oleh seseorang dalam keadaan

terjaga (tidak dalam keadaan tidur) setelah beliau wafat, dan beliau tidak akan keluar dari kuburnya kecuali

pada Hari Kiamat nanti, sebagaimana yang difirmankan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian,

sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di Hari Kiamat. " [Al-Mukminun: 15-16]

Dan sebagaimana disabdakan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam

"Artinya : Aku adalah pemimpin anak adam pada hari kiamat dan yang pertama kali dibukakan kuburnya” [2]

Hanya Allah lah yang kuasa memberi petunjuk. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Nabi kita

Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.

[Fatawa Al-Lajnah Ad-Da' imah lil Buhuts Al-'Ilmiyah wal Ifta', 2/184]

[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad

Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, Darul Haq]